Selasa, 10 Januari 2017

PUPUK DAN PEMUPUKAN



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ungkapkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Selanjutnya, salawat dan salam kami sanjungkan kepada Rasulullah saw. beserta keluarga dan para sahabat Beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Makalah yang berjudul “Pupuk dan Pemupukan” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengertian pupuk dan pemupukan, jenis-jenis pupuk, sifat-sifat pupuk, dan dasar-dasar pemupukan.
Ungkapan terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga menerima kritik dan saran apabila di dalam makalah ini terdapat kekurangan, baik dalam segi isi maupun bahasa. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

          Aceh Utara, 02 Oktober 2016
          Penyusun,


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i      
DAFTAR ISI................................................................................................... ii     
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1     
  1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
  2. Rumusan Masalah ................................................................................  1
  3. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3     
  1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan .......................................................  3
  2. Jenis-Jenis Pupuk ................................................................................. 3
  3. Sifat-Sifat Pupuk .................................................................................. 9
  4. Dasar-Dasar Pemupukan ......................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................14   
  1. Simpulan ...............................................................................................14
  2. Saran .....................................................................................................14
REFERENSI ....................................................................................................15


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
 Dalam budidaya pertanian, keberadaan pupuk merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang optimalisasi produksi yang telah ditetapkan. Namun, upaya memupuk yang dilakukan secara sembarangan dan tidak terukur justru dapat merugikan tanaman itu sendiri, bahkan tidak sedikit tanaman yang mengalami kematian akibat cara memupuk yang kurang tepat. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan usaha budidaya pertanian secara intensif, diperlukan pemahaman yang benar mengenai pupuk dan cara memupuk.
Dalam pengertian sehari-hari pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedang pemumupukan adalah penambahan bahan  tersebut ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Pemumupukan pada umumnya di artikan sebagai penamabahn zat hara tanaman ke dalam tanah. Dalama arti luas pemumupukan sebenarnya juga termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah meneral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya (ameliorasi).
Dalam alam yang bebas dari pengaruh manusia perkembangan tanaman seimbang denagan pelapukan batuan-batuan dan pelapukan sisa-sisa organisme, tetapi dengan usaha pertanian yang dilakukan manusia ini maka proses penghanyutan dan pencucian zat hara yang hilang dari tanah di perbesar. Disamping itu unsur-unsuur zat hara yang hilang dari tanah pertanian bersama bagian-bagian tanaman yang di panen manusia juga tidak sedikit.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pupuk dan pemupukan?
2.      Apa saja jenis-jenis dari pupuk?
3.      Bagaimanakah sifat-sifat dari pupuk?
4.      Bagaimana dasar-dasar dari pemupukan?
  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui maksud dari pupuk dan pemupukan.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis dari pupuk.
3.      Untuk mengetahui sifat-sifat pupuk.
4.      Untuk mengetahui dasar-dasar dari pemupukan.






BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan  tersebut ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Pemumupukan pada umumnya di artikan sebagai penamabahn zat hara tanaman ke dalam tanah. Dalama arti luas pemumupukan sebenarnya juga termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah meneral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya (ameliorasi).
  1. Jenis-Jenis Pupuk
Pupuk dapat di bedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk organik (pupuk kandang, kompos) dan sebagainya. Jumlah dari jenis unsur hara dalam pupuk alam terdapat secara alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang di buat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja di tambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu.
Pupuk buatan dapat di bedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N+P, P+K, N+K, N+P dan sebagainya.
1.      Pupuk tunggal (pupuk N)
a)      Amonium sulfat (ZA)
Rumus kimia (NH4)2 SO4. Biasanya di perdagangkan dalam bentuk kristal, berwarna putih, abu-abu, kebiru-biruan dan kuning (warna tergantung dari pembuatannya). Kebanyakan berwarna putih seperti gula pasir. Kadar N 20.5-21.0 %.    Tidak higroskopis. Baru akan menyerap uap air bila kelembapan nisbi udara 80 % pada 30C. Reaksi fisiologis masam, ekivalen kemasaman 110. Dapat memasamkan tanah. Mudah larut dalam air dan cepat bekerjanya.
b)      Urea
Rumus kimia CO(NH2)2. Berbentuk kristal berwarna putih, atau butir-butir bulat. Kadar N 45 %. Karena kadar N yang tinggi maka lebih ekonomis (murah) daripada pupuk N yang lain. Higroskopis, sudah mulai menarik uap air pada kelembapan nisbi udara 73 %. Sering diberi selaput (coated) untuk mengurangi sifat higroskopis.  Reaksi fisiologi agak masam dengan ekivalen kemasaman 80. Tidak terlalu mengasamkan tanah.
  Untuk dapat diserap tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah dulu menjadi amonium dengan bantuan enzim tanah urease melalui proses hidrolisis :
CO(NH2)2 + 2H2 O à (NH4)2 CO3
Bila diberikan ke tanah proses hidrolisis tersebut cepat sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai amonia. Dalam proses pembuatan urea sering terbentuknya senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam urea harus kurang dari 1.5 – 2.0 %.
c)       Amonium sulfat nitrat (ASN)
Rumus kimia 2 NH4 NO3 (NH4)2 SO4. Garam rangkap dari amonium nitrat dan amonium sulfat. Berbentuk kristal, berwarna kuning sampai kuning kemerah-merahan. Kadar N 26 % dimana 19.5 % dalam bentuk amonium, 6.5 % dalam bentuk nitrat. Dalam timbunan menjadi keras, harus di haluskan sebelum di pakai. Higroskopis. Reaksi fisiologis lebih masam dari urea, tetapi kurang jika di banding dengan Z.A. ekivalen kemasaman 93, mengasamkan tanah. Mudah larut dalam air, bekerjanya cepat.
d)      Amonium chlorida
Rumus kimia NH4 Cl.  Berbentuk butir-butir putih seperti ZA. Kadar N 25 %.   Reaksi fisiologis masam dengan ekivalen kemasaman 128 (lebih masam dari Z.A). Sangat mengasamkan tanah.  Bekerjanya cepat.
2.      Pupuk majemuk
a)      Pupuk NP
i)                    Ammo-Phos
   Rumus kimia NH4 H2 PO4 (mono amonium fosfat)  Kadar unsur hara : Amophos A 11 % N + 48 % P2 O5 (larut dalam air). Amophos B 16.5 % N + 20 % P2 O5 (larut dalam air).   Warna abu-abu muda, biasanya dalam bentuk butir (granula).   Tidak higroskopis. Ekivalen kemasaman Amophos A adalah 55, sedang Amophos B adalah 86.

ii)                  Superstikfos (SS atau SSF)
Pupuk ini sama dengan amophos dengan bahan terpenting yang dikandung mono amonium fosfat (NH4 H2 PO4) hanya berlainan nama dagangnya.  Kandungan unsur hara sama dengan Amophos yaitu 16.5 % N + 20 % P2 O5,  atau dapat juga di buat perbandingan lain.
b)      Pupuk PK
Sifat-sifatnya berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan bila kering dan kuning coklat nila basah, sangat higroskopis, karena N dalam bentuk amonium dan nitrat dan tidak di lapis bahan penolak air, harus disimpan ditempat  yang kering, bekerjanya sedang, dapat digunakan sebelum atau sesudah tanam, reaksi fisiologi sedang sampai agak masam. Keuntungan dari pemakaian pupuk majemuk adalah bahwa dengan satu kali pemberian telah mencakup beberapa unsur, tidak ada persoalan pencampuran pupuk.
3.      Pupuk unsur hara mikro
a)      Unsur boron (B)
-          Borax                   
 Mengandung 10,6 % B, berwarna putih, larut dalam air. Gelas Borosilikat       karena sangat mudah larut dalam air maka B mudah sekali tercuci, hilang      dari tanah. Untuk menghindari hal ini, garam-garam dari unsur mikro sering di senyawakan (fused) dengan gelas yang kemudian disebut frits. Bila diberikan ke tanah maka unsur-unsur mikro tersebut dilepaskan sedikit demi sedikit bersamaan dengan melarutnya gelas tersebut. Kandungan B3 – 6%
-          Asam Borat             
 Cairan (H3 BO3) dengan B 17%. Solubor dapat   dilarutkan   di   air   kemudian   disemprotkan melalui daun, kadar B 20 %.
b)      Unsur tembaga   
-          Terusi (CuSO4 5H2 O)
Dapat digunakan melalui daun atau tanah. Mengandung 25,5 % Cu dan 12,8 %S. Mudah larut dalam air.
c)      Unsur besi (Fe)
-          Ferosulfa (FeSO4 7H2 O)
Mengandung 19 %  Fe. Sering digunakan untuk penyemprotan daun-daun yang khlorosis (kurang hijau daun). Untuk penyem­protan tersebut biasanya digunakan larutan yang mengandung 4 — 6 % ferosulfat.
-          Fe – Khelat (NaFe EDTA)
 Mengandung 5 – 14 % Fe.
d)      Unsur mangan (Mn)
-          Mangono sulfat (MnSO4 3H2O)
Mengandung 26 – 28 % Mn dan 15 % S Mn EDTA.
-          Mn-Khelat
Mengandung 12 % Mn
e)      Unsur molibdenum (Mo)
-          Molibdat (NH4)    
-          Molibdat (Na)
f)        Unsur zink (Zn)
-          Zink sulfat (ZnSO4 H2 O)
Mengandung  36 % Zn, dapat digunakan melalui tanah atau daun.
-          Zn-Khelat (Na2 Zn EDTA)
Mengandung 14 % Zn
4.      Pupuk organik
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisika tanah seperti permiabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation-kation tanah
a)      Pupuk kandang
Sifat-sifat pupuk kandang. Tiap-tiap jenis hewan yang dipelihara menghasilkan pupuk kandang dengan sifat yang berbeda-beda :
-          Kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang yang lain.
-           Kotoran kambing mengandung N dan K masing-masing dua kali lebih besar daripada kotoran sapi.
-          Pupuk kandang dari kuda atau kambing mengalami fermentasi dan menjadi panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi.
-           Dalam semua pupuk kandang P selalu terdapat dalam kotoran padat, sedang sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran cair.
-          Kandungan K dalam urine adalah lima kali lebih banyak daripada alam kotoran padat, sedang kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih banyak.
b)      Pupuk hijau
Pupuk hijau umumnya berupa tanaman Leguminosajian sering ditanam sebagai tanaman sela atau sebagai tanaman rotasi untuk memanfaatkan waktu sehingga tanah tidak diberakan. Tanaman pupuk hijau harus memenuhi syarat-syarat berikut:
-          cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan
-           sukulen, tidak banyak mengandung kayu
-          banyak mengandung N
-          tahan kekeringan
-          bila sebagai tanaman sela maka dipilih jenis yang tidak merambat
c)      Kompos
Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram air bila terlalu kering.

5.      Cara pemberian pupuk organik
Dalam musim hujan pupuk kandang dapat diberikan di permukaan tanah, tetapi pada musim kemarau pupuk kandang harus dibenamkan atau dicampur dengan tanah agar tidak menjadi kering.
a)      Keuntungan pupuk organik.
-           Selain menanbah hara dapat pula memperbaiki struktur tanah
-          meningkatkan kapasitas tukar  kation
-          menambah kemampuan tanah menahan air
-          meningkatkan kegiatan biologi tanah
-            meningkatkan pH tanah (menetralkan Al dengan membentuk kompleks Al organik)
-           meningkatkan ketersediaan unsur mikro misalnya melalui khelat unsur mikro dengan bahan organik
-          tidak nenimbulkan polusi lingkungan.
b)      Kerugian pupuk organik
-          Kurang ekonomis
-          Respon tanaman lebih lambat daripada pupuk buatan
-           Mudah terurai habis di daerah tropika
-          Dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit akar tanaman
  1. Sifat-Sifat Pupuk
Nilai suatu pupk di tentukan oleh sifat-sifatnya yang meliputi :
  1.   Kadar unsur hara  
Banyaknya unsur hara yang di kandung oleh suatu pupuk merupakan faktor utama untuk menilai pupuk tersebut, karena jumlah unsur hara menentukan kemampuannya untuk menaikan kadar unsur hara dalam tanah. Pada dasarnya makin tinggi kadar unsur haranya maikin baik. Kadar unsur hara pada pupuk N, P dan K dinyatakan dalam persen N1 P2 O5 dan K2 O.
  1. Higroskopisitas
Higroskopisitas adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada di udara. Pupuk yang higroskopisnya kurang baik karena mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup sehingga perlu penyimpanan yang baik. Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi kering kembali tetapi terjadi bongkah-bongkah yang keras.
  1. Kelarutan  
Kelarutan menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam air. Hal ini berarti juga mudah tidaknya unsur yang di kandung didalam pupuk diambil oleh tanaman. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut dalam air, sedang pupuk P dapat di bedakan menjadi
 (1) mudah larut dalam air (superfosfat,amophos),
 (2) larut dalam asam sitrat atau ammonium sitrat netral (FMP-Fused Magnesium Phosphate), dan
(3) larut dalam asam keras (fosfat alam).
  1. Kemasaman
Pupuk yang bersifat masam dapat menurunkan pH tanah berarti menyebabkan tanah menjadi lebih masam, sedang pupuk yang bersifat alkalis dapat menaikkan pH tanah. Sifat kemasaman pupuk dinyatakan dengan nilai ekivalen kemasaman. Yang dimaksud dengan ekivalen kemasaman adalah jumlah CaCO3 (kg) yang diperlukan untuk menjadikan kemasaman yang di sebabkan oleh pengguna 100 kg suatu jenis pupuk. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis alkalis mempunyai kemampuan untuk mengurangi kemasan tanah. Kemampuan mengurangi kemasaman tanah suatu pupuk dinyatakan dengan nilai ekivalen kebebasan yang menunjukkan banyaknya CaCO3 (kg) yang dapat menyamai kemampuan 100 kg suatu jenis pupuk dalam mengurangi kemasaman tanah.
  1.  Bekerjanya
Yang dimaksud dengan bekerjanya pupuk adalah waktu yang diperlukan hingga pupuk tersebut dapat di serap oleh tanaman dan memperlihatkan pengaruhnya. Bekerjanya pupuk ini sangat mempengaruhi waktu dan cara penggunaan pupuk.
  1.  Salt index (index garam)  
Pemumupukan meningkatkan konsentrasi garam dalam larutan tanah.
  1. Dasar-Dasar Pemupukan
1.      Tanaman yang akan dipupuk
Sifat-sifat tanaman yang perlu di pehatikan dalam pemupukan meliputi :
a)       Penggunaan unsur hara oleh tanaman
 Unsur hara yang di serap tanaman digunakan antara lain untuk menyusun bagian-bagian tubuh tanaman. Jumlah unsur hara yang diperlukan untuk menyusun bagian-bagian tubuh tanaman tersebut berbeda untuk setiap jenis tanaman yang sama tetapi dengan tingkat produksi yang berbeda
b)      Sifat-sifat akar
 Akar tanaman dapat merupakan akar tunggang atau akar serabut dengan penyebaran yang berbeda-beda. Sifat-sifat akar akan menentukan cara penempatan pupuk maupun jumlah pupuk yang diberikan. Bila dari biji akan tumbuh akar tunggang lebih dulu maka pupuk sebaiknya ditempatkan dibawah biji, tetapi bila akar lateral yang tumbuh lebih awal maka pupuk dapat di letakkan disekitar biji yang ditanam.
2.      Tanah yang dipupuk
Kandungan tanah akan unsur hara berbeda-beda sehingga kebutuhan pupuk setiap jenis tanah juga berbeda.  Kemasaman tanah juga mempengaruhi jenis pupuk yang akan diberikan. Dalam hal ini Reaksi fisiologis dari pupuk perlu diperhatikan, agar tidak mengubah tanah menjadi lebih masam (jangan memberi pupuk masam pada tanah-tanah masam). Tanah-tanah yang dapat memfiksasi unsur-unsur yang ditambahkan, menyebabkan penambahan unsur-unsur tersebut tidak efisien apabila daya fiksasinya tidak dihilangkan. Misalnya pengapuran tanah masam mengurangi daya fiksasi Al terhadap P,sehingga pemberian pupuk P menjadi lebih efisien.
3.      Jenis pupuk yang digunakan
Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai jumlah kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda-beda, sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman atau jenis tanah.
4.      Jumlah pupuk yang diberikan
Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara, kandungan unsur hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsur hara yang terdapat pada pupuk.
5.      Waktu pemupukan
Pupuk yang bekerjanya cepat. Diberikan setelah tanam dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dalam 2 atau 3 kali pemupukan, karena pupuk ini mudah tercuci, Contoh : ZA, Urea, ASN, NH4 Cl. Pupuk yang bekerjanya lambat. Diberikan sebelum tanam, dan sekaligus. Untuk tanaman tahunan yang telah lama tumbuh, diberikan setiap akan mulai kegiatan maksimum pertumbuhan. Pupuk yang cara bekerjanya sedang. Dapat diberikan sebelum atau sesudah tanam asal jangan terlalu jauh dengan saat mulainya aktifitas tanaman.
6.      Cara penempatan pupuk
a)      Broadcast (disebar)
Pupuk disebar merata dipermukaan tanah sebelum tanam, dan bisa dilakukan pembajakan setelah pupuk disebar.
b)      Sideband (disamping tanaman)
Pupuk diletakkan disalah satu sisi atau kedua sisi tanaman dalam alur.
c)      In the row (dalam larikan)
Pupuk diberikan dalam larikan tanaman.
d)      Top dressed
 Disebar pada tanaman setelah tumbuh.
e)      Side dressed  
Disebar di samping larikan tanaman setelah tumbuh.
f)        Pop up
Pupuk dimasukkan bersamaan dengan biji yang ditanam.
g)      Pemupukan lewat daun  
Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada daun.
h) Pemupukan lewat air irigasi
Terutama untuk pemupukan N atau pupuk lain yang mudah larut. Cocok untuk pertanian dengan irigasi sistem sprinkler, dan untuk tanaman yang sedang tumbuh kuat kuat pada tanah berpasir.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sedang pemumupukan adalah penambahan bahan  tersebut ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Pupuk mempunyai dua jenis yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk juga mempunyai sifat-sifat seperti kadar unsur hara, higroskopisitas, kelarutan, kemasaman, dan salt index (index garam). Dan yang terakhir adanya dasar-dasar pemupukan seperti tanaman yang akan dipupuk, tanah yang dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, jumlah pupuk yang diberikan, waktu pemupukan, dan cara penempatan pupuk.
B.     Saran
Dalam budidaya pertanian, keberadaan pupuk merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang optimalisasi produksi yang telah ditetapkan. Namun, upaya memupuk yang dilakukan secara sembarangan dan tidak terukur justru dapat merugikan tanaman itu sendiri, bahkan tidak sedikit tanaman yang mengalami kematian akibat cara memupuk yang kurang tepat. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan usaha budidaya pertanian secara intensif, diperlukan pemahaman yang benar mengenai pupuk dan cara memupuk. Sehingga budidaya tanaman yang dilakukan tidak sia-sia dilakukan karena kurangnya pengetahuan tentang tata cara budidaya salah satunya adalah pupuk dan cara pemupukan.



REFERENSI

1.      https://ikhlasia.wordpress.com/science/pupuk-dan-pemupukan/ (dikutip pada tanggal 02 Oktober 2016, pukul 14.09 WIB)
2.      http://www.tanijogonegoro.com/2012/12/pemupukan.html (dikutip pada tanggal 02 Oktober 2016, pukul 14.09 WIB)
3.      http://www.budidayapetani.com/2015/06/makalah-pemupukan.html (dikutip pada tanggal 02 Oktober 2016, pukul 14.09 WIB)